oleh

Mesuji-Malang, Kabut Itu Menutupi Tinggi Semeru 

Mesuji(RN)–Pagi itu, tatapan tajam pria berkacamata tepat di hadapan kami (Anggota PWI Mesuji.red) yang hendak bertolak menuju Kota Malang – Provinsi Jawa Timur pada moment Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) XIII di gelar tanggal 21 – 25 November 2022.

 

Pria sederhana dan religius yang dikenal sebagai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung sekaligus Penjabat Bupati Mesuji Drs. Sulpakar MM., sempat memberikan pesan moril yang terasa sangat mendasar sebelum keberangkatan Kontingen Mesuji, Senin, 21/11, pukul. 08.00 WIB.

 

Dipertemuan singkat itu, sesekali ia mengalihkan pandangannya ke arah kami satu persatu. Sambil mengingatkan, bahwa PWI Mesuji yang merupakan bagian kecil dari Provinsi Lampung jangan pernah ragu dan malu untuk mempromosikan Mesuji.

 

Meski Kabupaten Mesuji baru berusia 14 tahun, tapi Mesuji cukup memiliki potensi. Mulai dari sektor pertanian, perikanan dan juga objeq wisata air yang tidak kalah menarik dari tempat lain di saentro nusantara.

 

Mendengar kata-kata beliau, seakan menjadi maghnet yang memicu andrenaline kami untuk menggaungkan ‘Bergerak Bersama, Maju Semua’.

 

Walau Mesuji masih tergolong muda, tetapi kami percaya suatu saat Mesuji bisa seperti daerah sahabat-sahabat yang jauh lebih maju disana. Sehingga rasa malu untuk bersama itu sirna.

 

Setelah beberapa waktu, kami pun beranjak kembali ke Sekretariat PWI Mesuji yang saat ini terletak di Desa Brabasan, Kecamatan Tanjung Raya sembari menunggu jadwal Kapolres Mesuji AKBP Yuli Haryudo, SE yang juga akan melepas Kontingen Mesuji menuju Malang.

 

Sebelumnya, Ketua PWI Mesuji Apriadi, SE., telah lebih dulu bersama atlet dan para ketua-ketua PWI kabupaten/kota di komandoi langsung Ketua PWI Lampung H Wirahadi Kusuma S.P., Sekretaris Andi Panjaitan S.Kom., serta didampingi oleh mananger yang juga Dewan Penasehat PWI Supriyadi Alfian, S.Kom.MH.

 

Sebenarnya, kedatangan anggota PWI Mesuji ke Malang bukan menjadi pemain atau atlet untuk berlaga dikancah cabang olahraga (Cabor).

PWI Mesuji saat ini hanya penonton sebagai panduan suara (tim sorak-sorai hei).Tapi kami bukan pengacau di setiap permainan.

 

Kami hanya ingin ambil bagian dan senantiasa memberi dukungan serta doa agar semua teman-teman yang tergabung di Organisasi PWI seluruh Indonesia dapat terus mempererat tali silaturahmi, dalam meningkatkan potensi, kapabilitas dan kualitas diri menjadi lebih baik.

 

Setelah pelepasan dilakukan oleh Penjabat Bupati dan Kapolres Mesuji, kenderaan mini bus Elf orange novol BE 7613 LL yang di tumpangi kontingan PWI Mesuji mulai bergerak memasuki Gerbang Tol Simpang Pematang X49W+4WR, Agung Batin, Kabupaten Mesuji, Lampung 34698 Driver Andy Cikardo Navigator Edi Sriyanto dari Dishub Mesuji.

 

Beberapa jam kemudian kami sampai ke pelabuhan Bakauheni Lampung Selatan dan langsung menaiki kapal Ferizy membelah Selat Sunda.

 

Angin kencang disertai gelombang besar terus menggoyang kapal yang sedang berlayar sampai merapat di pelabuhan Merak-Banten.

 

Kapal laut yang kami naiki akhirnya bersandar, dek kapal terbuka, kami bergegas menaiki mobil untuk melanjutkan perjalanan.

 

Sejenak kami berhenti di persimpangan sekedar melepas lelah dan kantuk dengan menghisap chigaret juga segelas minuman kopi hangat.

 

Titik demi titik wilayah tanah jawa kami lalui, sampai kami bertemu di perbatasan Candi Singosari berlokasi di daerah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari.

 

Sepanjang perjalanan, bersama deru suara mesin kami di suguhkan panorama persawahan, perkebunan dan aliran sungai di pinggir jalan dibawah kaki Gunung Semeru puncak tertinggi di Provinsi Jawa Timur.

 

Keasrian panorama itu terlihat ketika bagian atas gunung setinggi 3.676 m yang berdiri kokoh di Bumi Pertiwi mengintip dari celah gumpalan awan.

 

Terkadang kami melihat sekelompok petani ditengah sawah sedang menanam padi.

Anak-anak riang mandi sambil bermain air di tepi kanal berdampingan dengan lalu lalang kenderaan.

 

Melihat itu, meski terpaut beda usia, kami merasa Mesuji dan Malang ada persamaan. Tentu saja persamaan itu bukan dirasakan dari kualitas infratruktur jalan, tapi sektor pertanian.

 

Menguliti sedikit ungkapan yang di cetuskan Sulpakar, Mesuji tidak akan berdampak oleh inflasi, karena Mesuji merupakan salah satu lumbung padi berpotensi.

 

Hanya yang menjadi problema ialah kondisi jalan di Mesuji masih banyak yang tidak sedang baik-baik saja. Sehingga hasil jual petani belum dapat maksimal.

 

Dengan kondisi Mesuji saat ini, nampaknya sosok Sulpakar selalu memberi keyakinan, jika Mesuji di pimpin orang yang benar-benar ingin membangun Mesuji, cinta dengan Mesuji, maka keinginan itu kelak akan terwujud. Sehingga menjadikan Mesuji kabupaten berkarakter dan mampu berdaya saing dari segala lini. Baik itu sektor pertanian, pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi dan budaya.

Walau itu membutuhkan proses fase demi fase.

 

Hari ini 26 November 2022 tepat ulang tahun Kabupaten Mesuji ke 14, semangat Mesuji dengan motto “Ragab Begawe Caram” yang mengandung arti bahwa Mesuji memiliki ‘Semangat bekerja keras dan bergotong royong’ Mesuji pasti bisa!

‘Bergerak Bersama, Maju Semua’.

 

Dan pada 28 November 2022, Kabupaten Malang dengan Motto: Satata Gama Karta Rahardja

(Jawa) ‘Menata Segalanya Untuk Kesejahteraan’

memasuki usia 1.262 tahun.

 

Terimakasih Kota Malang, kami bertemu dan kita dipertemukan untuk saling berbagi, mengerti, belajar dan mengajar.

 

Indonesia tanah kita tanah syurga.

Lestari alam ku, lestari desa ku.

 

Yu Ekli

Merak Banten-Indonesia.

26/11/22

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed