Mesuji(RN)–Sebagai seorang pejabat publik, tentu Drs. Sulpakar, MM., sudah sering melewati suka-suka yang menjadi warna dalam perjalanan karirnya.
Ia mengatakan, jauh sebelum menjabat sebagai Penjabat Bupati Mesuji, sudah beragam jabatan yang ia emban mulai dari jabatan kelas menengah sampai benar-benar menjadi seorang leader sejati.
Diantaranya, Lurah Kedamaian, Kec. Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung 1993, Lurah Gedong Air, Kec. Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung 1996, Sekcam Telukbetung Utara Kota Bandar Lampung 1999, Camat Baradatu Kabupaten Way Kanan 2000, Camat Gunung Labuhan Kabupaten Way Kanan 2004, Kabag Pemerintahan Kabupaten Way Kanan 2005, Kadis Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Way Kanan 2007, Kadis Pendidikan Kabupaten Way Kanan 2008, Kadis Pendidikan Kabupaten Lampung Selatan 2010, Kepala BPBD Kabupaten Lampung Selatan 2013, Kadis Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan 2013, Kepala Biro Otonomi Daerah Provinsi Lampung 2014, Kepala Biro Perlengkapan Provinsi Lampung 2014, Pj. Walikota Bandar Lampung 2015, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung 2017, Pjs. Bupati Lampung Selatan 2020, dan Penjabat Bupati Mesuji sampai saat ini.
Dari sederet rangkaian jabatan tersebut, Sulpakar mangaku menjadi lurah merupakan jabatan yang paling berkesan, karena masih muda berusia 23 tahun yang minim skil dan pengetahuan.
Saat Orde Baru (Orba) tahun 1993, dirinya untuk pertama kali menjabat sebagai Lurah Kedamaian, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Kota Bandar Lampung, setelah lulus dari Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) pada tahun 1990.
“Saya bukan orang yang berprestasi tinggi saat kuliah, bisa dikatakan standar rata-rata, bahkan sering di marah dosen dan ditendang instruktur,” ingatnya.
Ketika menduduki jabatan sebagai lurah lanjut Sulpakar, ia merasa mendapat penghargaan yang tinggi dari masyarakat. Dan dipaksa berteman, bergaul dengan orang yang lebih tua, seperti tokoh agama, tokoh adat dan tokoh pemuda.
“Distulah tempat saya latihan. Saya dipaksa dan saya harus memaksa untuk membentuk diri saya. Bagaimana saya bisa cepat menyesuaikan, mengimbangi aneka ragam prilaku sifat, karakter, adat dan kultur budaya orang-orang sekitar. Itulah cara kita menikmati pekerjaan,” kata Putra Way Kanan yang lahir di Bandar Dalam, 5 Februari 1969 lalu.
Sebagai pejabat kelas atas Pangkat/Golongan Pembina Utama Madya (IV/d) yang saat ini masih aktif menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, dirinya menekankan bahwa ‘Kedisiplinan dan konsisten merupakan modal dasar untuk mengukur indikator kinerja mencapai keberhasilan di setiap pekerjaan’.
Sementara, ketika disinggung klimaks pada tingkat tertinggi masa jabatannya, Sulpakar mengatakan tidak ada tanding, dalam tanda kutip berjalan dengan apa adanya untuk melaksanakan tugas yang menjadi tanggungjawab dengan sebaik-baiknya tanpa harus mengecilkan yang sudah besar.
“Kalau jabatan saya tidak ada target, bergulir aja. kalau saya diberi kewenangan penuh untuk melakukan yang terbaik saya siap. Kita hanya mengejar taqdir dan berdoa supaya apa yang diberikan kepada kita baik buat kehidupan kita juga agama. Mengikuti alur tuhan. Yang pasti berbuat yang terbaik. Karena, sekecil apapun kebaikan yang kita perbuat, puluhan tahun masih di ingat orang,” jelas pria berzodiak Aquarius Selasa, 27 Desember 2022.(R).
Komentar