Mesuji(RN)–Hari itu, Selasa 27 Desember 2022. Sebelum adzan subuh berkumandang, saya sudah beranjak dari tempat tidur meninggalkan 2 orang teman yang masih pulas sambil bersiul dengan mata terpejam.
Saya segera ke kamar mandi, dan langsung memanaskan air untuk menyedu secangkir teh manis, saya pun menyalakan sebatang rokok sambil menunggu adzan berkumandang.
Setelah melakukan 2 rekaat, saya kembali melihat handpone, alarm pun berdering menandakan waktu pengingat janji yang sudah di jadwalkan bersama Penjabat Bupati Mesuji Drs. Sulpakar, M.M., pada pukul. 05.00 wib.
Waktu masih menunjukkan jam 04.45 wib. Tiba-tiba suara motor roda dua berhenti tepat di depan pintu rumah.
Ternyata itu sosok lelaki bernama Sandri. Kami pun menuju rumah dinas bupati menembus embun pagi.
Kami berhenti tepat di depan kolam ikan sambil menikmati suasana fajar.
Dikejauhan terlihat beberapa orang menuju ke arah kami. Rupanya itu Bupati Mesuji yang biasa di panggil dengan sebutan Uda (Kakak) bersama beberapa orang lainnya.
Kami pun masuk kehalaman rumah lalu duduk bersama di ruangan itu.
Begitu banyak cerita yang terucap. Tapi yang menjadi menarik ketika Sulpakar menyatakan kebiasaannya saat menerima tamu pada jam 5 pagi.
Ternyata, sosok Sulpakar sudah terbiasa menerima tamu pada waktu subuh, baik itu petani, tukang sampah sekalipun ia persilahkan, dengan catatan batas waktu sampai jam 6 lewat sepuluh pagi.
Karena, pada waktu itu, dirinya harus bergegas mempersiapkan diri menuju kantor dan menyelesaikan apa yang menjadi tugas-tugasnya selaku Aparatur Sipil Negara.
Kami pun disuguhkan dengan kenyataan yang disampaikan Sulpakar, dengan hadirnya Marwin Staf Dinas Pendidikan Provinsi Lampung bersama beberapa bundel berkas yang harus di tanda tangani pagi itu.
Ada sebuah pesan yang terkesan, yang mungkin tidak sempat di sampaikan dalam tulisan ini.
Terimakasih Uda, untuk kebersamaan waktu yang sudah tersedia.(R)
Komentar