Mesuji(RN)–Kayu jati merupakan batang pohon yang tumbuh dengan usia lama. Semakin tua, maka kayu jati akan terus memperbaiki ruas dan bentuk serat yang memiliki ketahanan berkualitas.
Mengutip dari berbagai sumber, selain memiliki tekstur yang keras. Tingkat kehalusan juga keindahan warna kayu jati digolongkan sebagai kayu mewah.
Karena keunggulan itu, kayu jati yang memiliki nama ilmiah Tectona Grandis berasal dari Negara India, Burma, Thailand dan Laos, berhasil membius hasrat banyak orang yang ingin menjadikan kayu jati sebagai bahan furniture karena memiliki multi fungsi seperti pintu rumah, kusen, kursi tamu, meja makan, lemari, tempat tidur jati, dan sebagainya.
Walaupun relatif mudah diolah, kayu jati dikenal sangat kuat dan awet, dan tidak mudah berubah bentuk oleh perubahan cuaca.
Oleh sebab itu, rasanya tidak berlebihan jika penulis menganologikan gaya kepemimpinan Sulpakar seperti Performa Kayu Jati.
Mengapa tidak? Sosok Sulpakar Pj Bupati Mesuji yang saat ini masih aktif menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung itu, selalu terlihat rilek, luwes dan tidak canggung apalagi kaku saat bermanuver menyelesaikan semua kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya.
Dimanapun dengan siapapun, hal itu terlihat secara visual didepan mata maupun dari berbagai informasi yang tersebar melalui sosial media dan grup whatsapp.
Sejak dirinya dilantik sebagai Penjabat Bupati Mesuji oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi di Balai Keratun, Bandar Lampung, pada Minggu, 22 Mei 2022 lalu.
Sulpakar langsung bergerak menampilkan jati diri dengan melakukan silaturahmi kekeluargaan bersama mantan Bupati Mesuji yang juga tokoh masyarakat setempat H Saply TH, Ketua DPRD Mesuji Elviana, dan juga tokoh agama dan masyarakat dengan melakukan istiqosah bersama.
Juga menerapkan strategi kedisiplinan terhadap ASN baik sekelas kepala dinas sampai ke tenaga honorer di Lingkup Pemerintah Kabupaten Mesuji.
Walaupun sebagai Acting Regent, kepiawaian Sulpakar dalam menempatkan posisi tidak menampilkan sosok yang haus dengan kekuasaan juga pujian.
Berjalan dengan apa adanya multi tasking tanpa menciptakan kontroversi kelompok dan sekat-sekat perbedaan dari tingkat kabupaten, kecamatan sampai ke masyarakat yang ada di pesisir desa.
Semua diperlakukan sama, sejalan dangan jargon yang selalu ia serukan ‘Bergerak Bersama, Maju Semua’.
Selain melaksanakan program kerja internal dilingkup pemerintahan demi kemajuan Mesuji kedepan. Ia juga kerap kali terlihat di acara ke agamaan, pendidikan, kesehatan, pertanian dan hubungan antar lembaga.
Salah satunya saat peletakan batu pertama Pembangunan Kantor Sekretariat PWI Mesuji (Suara Pangeran Muhammad Ali) yang terletak di Desa Brabasan, pada 7 November 2022 dan juga peletakan batu pertama pembangunan Masjid di Komplek Kantor Pemda setempat, Jumat, 6 Januari 2023.
Dalam kegiatan itu, beredar video Sulapakar berdampingan dengan Sekda Mesuji Syamsudin sedang memegang centong (sendok) semen di saksikan oleh pejabat teras Mesuji sambil melantunkan solawat nabi sebagai sanjungan/pujian pada Imam Besar Nabi Agung Muhammad SAW yang menjadi panutan bagi umat Islam di seluruh dunia.
Setelah itu, dengan karakter yang ada di diri Sulpakar, ia pun memberikan kesempatan pada salah satu pejabat senior Mesuji yang saat ini masih sebagai Sekretaris Dewan (Sekwan) Hi Ismail Tadjudin yang sebentar lagi memasuki purna tugas.
Ismail pun menyambut sembari tertawa sambil meletakkan adukan semen layaknya tukang bangunan.
Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim.
Flashback anologi karakter kayu jati dan Sulpakar selaku Penjabat Bupati Mesuji, tentu bukan tanpa alasan. Penulis terinspirasi saat melakukan dialog santai bersama Sulpakar beberapa waktu lalu.
Ia berkisah, bahwa 3 tahun lalu, dirinya pernah di telefon oleh seseorang bernama Basir, untuk meminta ijin menebang pohon jati yang tumbuh di pinggir-pinggir jalan.
Ia pun merasa heran, kenapa orang tersebut meminta ijin terlebih dulu dengan beliau. Lalu Basir menjelaskan bahwa pohon-pohon jati yang ada disepanjang jalan, merupakan pohon yang ditanam Sulpakar beberapa puluh tahun silam yang dilihat oleh mata kepala mereka.
Sulpakar pun mengatakan, bahwa pohon jati itu sudah menjadi milik umum, yang dulu ia tanam semata untuk penghijauan lingkungan.
Semoga apa yang menjadi tindak tanduk sosok Sulpakar, dapat meninggalkan pesan dan kesan. Karena, sekecil apapun perbuatan yang dilakukan, akan menjadi pengalaman yang selalu diingat orang.
Penulis: Yu Ekli
Komentar