TUBABA(RN)–Tiyuh Gedung Ratu, Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulangbawang Barat, Lampung, membudidayakan tanaman tikew sebagai tanaman rawa sekaligus khas wilayah tersebut. Selain menjadi tanaman khas suku lampung tempo dulu tikew di nilai mampu meningkatkan ekonomi kreatif warga dalam menunjang kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat.
Tanaman tikew sudah sejak lama di kenal masyarakat suku lampung tubaba sebagai tumbuhan rawa yang dapat di jadikan berbagai kerajinan anyaman serta mampu memberikan nilai ekonomi tinggi bagi warga tiyuh tersebut.
Juwaini Kepalo Tiyuh Gedung Ratu yang juga Ketua Masyarakat Sadar Wisata ( Masata ) Tubaba didampingi Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tubaba Edi Fetra Zulkarnain, terjun langsung kelokasi pengabilan vidio dokumenter untuk turut membangun tim dalam pengambilan dokumentasi.
Menurut Juwaini, kegiatan ini sudah lama di agendakan dan baru kali ini dapat terwujud mengingat padatnya jadwal TVRI ke lapangan. ” Alhamdulillah akhirnya pengambilan dokumentasi ini dapat terlaksana,” ujarnya, Sabtu (28/1/2023).
Juwaini menembahkan bahwa jika tikew harus di lestarikan kembali sebagai salah satu sumber kekayaan alam tiyuh, mengingat seiring kemajuan zaman, tikew dapat di buat kerajinan tangan untuk kebutuhan rumah tangga.
Sementara itu Ketua Pokdarwis Edi Fetra Zulkarnain mengapresiasi kegiatan ini, menurutnya jika bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan tumbuhan alam yang memiliki nilai budaya luhur ini. ” Selain melestarikan budaya luhur, saya juga berharap Gedung Ratu menjadi salah satu Tiyuh Wisata Tradisi asli Tubaba,” tuturnya.
Kegiatan yang di ikuti oleh segenap warga masyarakat tersebut, nampak antusias sekali dalam pengambilan dokumentasi, sangat luar biasa, mulai dari laki-laki dan perempuan juga mulai dari usia remaja hingga para orang tua turut serta mengikuti kegiatan tersebut.
“Ini sebagai bukti bahwa kepedulian semua pihak sangatlah penting dalam melestarikan budaya bangsa, saya bersama teman-teman Masata sepakat untuk terus bergerak melestarikan budaya dan tradisi Lampung bekal kami pulang menuju Tubaba,” ucap Edi.(R/Eko).
Komentar