oleh

Pendataan dan Penertiban Aset Berujung Cekcok,Tobroni:Tidak Ada Penganiayaan

Tulang Bawang Barat (RN)–Kepalo Tiyuh Kibang Budi Jaya Kecamatan Lambu Kibang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung Tobroni membantah terkait beredarnya kabar tentang adanya dugaan penganiyaan yang dilakukan oleh dirinya terhadap salah seorang warganya yang ada di Tiyuh tersebut pada Kamis malam Jum’at (30/12/2021) sekira pukul 20.30 WIB.

Dirinya menjelaskan tidak ada kekerasan fisik pada saat itu yang ada hanya cekcok mulut.

 

Saat di kunjungi awak media diruang kerjanya Tobroni menjelaskan, beredarnya informasi penganiyaan yang dilakukan oleh dirinya terhadap salah satu warganya tersebut itu semua tidak benar.

Pemanggilan warga tersebut, menurut Tobroni, merujuk pada imbauan Pemerintah Daerah (Pemda) yang meminta kepada setiap kepalo tiyuh untuk melakukan pendataan dan penertiban aset tiyuh maupun aset Pemda yang berada di wilayah tiyuh masing-masing, sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tubaba Nomor 02 Tahun 2017, tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan dan Aset tiyuh, yang ditanda tangani oleh Bupati Tubaba, Umar Ahmad, pada tanggal 12 Juli 2017.

 

“Awal mula saya memangil anam di karenakan beberapa tahun lalu Anam orang tua dari Kiki ini mengklaimkan tanah fasilitas umum (FU) sebagai hak miliknya,” kata Tobroni,Senin(3/12/2021).

 

Kedatangan Anam didampingi oleh Kiki anaknya kemudian saya bertanya kenapa tanah fasilitas umum itu anda dirikan bangunan sudah izin dengan siapa. “sedangkan sebelunya saya sudah pernah ngomong itu fasilitas umum tiyuh tidak bisa mengeluarkan surat rekomendasi nya,” ujar tabrani.

 

Lanjut Tobroni mengatakan, secara tiba-tiba Kiki anak pak anam mencaci maki dan geram. “Anaknya pak Anam ini langsung marah membentur meja dengan keras menggunakan tangannya, sambil mengatakan apa urusan desa sedangkan ini saya dapat beli seraya mengatakan saya memeras dan penindas mereka,” ucapnya.

 

Melihat Kiki mulai arogan Tobroni menyuruh pak Siswoyo salah seorang warganya yang kebetulan sedang bertamu bersama tiga pemuda untuk memanggil pihak kepolisian.

 

Karena merasa tidak nyaman atas kelakuan Kiki kemudian terkait penganiyaan tersebut dirinya menegaskan itu laporan palsu. “karena saya memiliki saksi pak Siswoyo dan tiga pemuda masyarakat saya yang lebih dulu bertamu di kediaman saya,” tegasnya.

 

Terpisah, Siswoyo yang melihat kejadian tersebut mengatakan, waktu kejadian itu dirinya berada di lokasi kejadian, sebelum Kiki dan orang tuanya datang dirinya sudah lebih dulu di rumah pak Tobroni dan dirinya melihat tidak ada sama sekali penganiyaan yang di lakukan oleh terlapor terhadap pelapor.

 

“Saya bertamu lebih dulu dari pada pak Anam , tujuan saya ke rumah pak Tobroni karena memanggil beliau agar dapat hadir di kediaman saya karena mau mengadakan yasinan tahlilan di rumah,” jelasnya.

 

Lantas datang pak Anam di temani oleh anak dan istrinya di sambut oleh pak Tobroni untuk masuk ke dalam rumah nya, setelah masuk pak Anam belum sempat berbicara tiba-tiba Kiki memukul meja sehingga membuat istri pak Tobroni masuk ke ruang tamu untuk melihat kejadian itu.

 

Lanjut Siswoyo, setelah istri Tobroni ini melihat dan menanyakan Baik-baik apa yang terjadi sehingga Kiki Menjerit-jerit membentak suaminya (Tobroni), lantas pertanyaan tersebut di jawab oleh Kiki dengan mengatakan kepada istri pak kepalo “saya tidak ada urusan dengan kamu saya ada urusan sama pak Tobroni”.

 

“Habis itu karena saya melihat Kiki ini menghina pak Tobroni saya berinisiatif memanggil pak polisi untuk datang ke rumah pak kepalo, supaya bisa menenangkan Suasana,” ungkapnya.

 

“Bahasa yang bilang pak Tobroni ini menganiaya itu sama sekali tidak ada, saya bicara dengan badan yang sehat tidak ada penyakit kok Bahkan saya punya gambar saat di lokasi,” ujar Siswoyo menceritakan kejadian tersebut.

 

Di tempat terpisah Supriyati (ibu kiki) saat dijumpai di kediamannya mengatakan, penganiyaan yang di lakukan oleh Tobroni terhadap anaknya bermula dirinya dan suami serta anaknya mendatangi kediaman kepalo Tiyuh Tobroni untuk bertamu yang sebelumnya Anam suaminya di undang Tobroni kepalo Tiyuh Kibang Budi Jaya.

“Sekitar habis isya malam itu saya bersama suami dan anak saya datang ke rumah pak kepalo, saat kami sampai dan masuk ke rumah pak Tobroni langsung membahas masalah tanah yang di maksud bahwa tanah yang berukuran lebar tujuh meter dan panjang lima belas meter itu adalah tanah (FU) tanah milik Negara dan pak Tobroni langsung nyuruh merobohkan bangunan yang sedang anak saya bangun,” jelasnya.

 

Lanjut Supriyati, penganiyaan yang dilakukan pak Tobroni terhadap anaknya tersebut benar terjadi dan menurutnya tidak mengada – ada.

 

“Anak saya merasa kesal karena tanah itu dapat beli dari Neneng, dan Neneng beli dari pak takim,” katanya.

 

“Pak kepalo Tobroni memukul anak saya itu betul bibir anak saya bengkak dan mukanya lebam kami sudah izin ke pihak kepolisian untuk visum dan aparat penegak hukum mengizinkan,” ujarnya.(Eko/Hen).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed