TUBABA(RN)–Realisasi Dana Desa Tiyuh Mulya Jaya, Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulangbawang Barat Tahun 202 diduga jadi ajang korupsi.
Pasalnya, berbagai program fisik insfratruktur yang baru saja di bangun sudah di dapati kerusakan dan terkesan asal-asalan dalam pengerjaannya.
Beberapa bangunan fisik yang menuai kejanggalan yakni Ounderlagh panjang 200 meter yang asal jadi, Pembangunan fisik pembukaan badan jalan 2.100 meter dengan menelan Anggaran Rp.113.000.00,00 yang terindikasi Marp-up anggaran.
Saat di konfirmasi Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK)Tiyuh Mulya Jaya mengatakan anggaran pembangunan ounderlagh tersebut berasal dari kabupaten Tulangbawang Barat, namun dirinya tidak menjelaskan asal dari instansi yang memberikan bangunan fisik ounderlagh tersebut.
“Ounderlagh dari kabupaten, jadi ada dua tiyuh yang dapat dalam 1 kecamatan, panjang 200 dengan nilai 70 juta,” kata Abdul Aziz, Selasa(1/11/2022).
Masih kata Azis, pembangunan fisik dana desa tahun 2022 ada beberapa kegiatan yakni Pembukaan Badan Jalan, Gorong-gorong 2 unit dan Rigid beton, gleader 7.000 meter Rp.59.000.000.
“Gorong-gorongnya ada dua biji 18 juta, Rigid beton 7 meter 33 juta lebar 1,5 meter,” ucapnya.
Terpisah Mahmudi yang juga mengaku sebagai ketua TPK pada ounderlagh tersebut mengatakan bahwa pekerjaan itu mutlak yang bersumber dari Dana Desa Mulya Jaya Tahun 2022 dengan menelan anggaran Rp.70.000.000.
“Ini dari dana desa kalau di bilang pak Azis dari kabupaten itu gak benar,” katanya di lokasi ounderlagh, Selasa(1/11/2022).
Dirinya menjelaskan bahwa pekerjaan ounderlagh tersebut baru dikerjakan dua bulan yang lalu, meski sudah ada kerusakan batu yang sudah bertaburan Mahmudi beralasan di tendang oleh orang.
“Nilainya 70 juta, batu 21 mobil dalam satu mobil 1,5 juta, Pasir 5 mobil dalam satu mobil 1,2 juta harganya, pekerjaan ini sebulan lamanya karena kendala material yang berangsur-angsur tidak sekaligus, kalau batu ini yang kecil-kecil buat di tengah saja, kalau masalah yang tabur mungkin karena anak sekolah di tendang tendang mereka,kalau masalah anggaran saya tidak tahu saya hanya mengawas yang mengelola anggaran bapak Candra bendahara, saya cuma formalitas saja,” kelitnya.
Dari pernyataan keduanya diduga banyak penyimpangan dalam pengerjaan fisik ounderlagh tersebut, sehingga ketidak adanya Sinkron dalam pernyataan diduga menjadi ajang korupsi dalam pembangunan beberapa fisik di Tiyuh Mulya Jaya tersebut.
Banyaknya kejanggalan dalam merealisasikan bangunan fisik di tiyuh Mulya Jaya nampaknya menjadi perhatian khusus Aparat Penegak Hukum (APH) untuk mengkroscek langsung kegiatan tersebut yang di duga jadi ajang korupsi dan Marp-up anggaran, yang terkesan kepalo Tiyuh ingin meraup keuntungan besar.
Sayangnya saat di konfirmasi kepala Tiyuh Mulya Jaya Imam Mastur tidak ada di kantor, saat di hubungi beberapa kali melalui Via Cellulernya tidak di angkat, bahkan via WhatsApp pun tidak masuk.(R/Eko).
Komentar